Langsung ke konten utama

Postingan

Terima Kasih Perannya Pengurus KTBR 2022

Ucapan terima kasih kepada diri sendiri dan segenap elemen yang telah menguatkannya pada tulisan ini saya mencoba menceritakan hal yang lekat dengan kehidupan pada tahun 2022. Bagaimana peranya ? Dan apa yang dilakukan pemuda dilingkup masyarakat? Jawabannya mungkin akan sangat beragam dan holistik, karena di tiap-tiap waktu dan tempat sudut yang berbeda maka ada pemahaman yang berbeda pula mengenai peran dan tangungjawab yang dilakukanya. Setahun silam ini perjalanan dan proses yang kemudian kita lalui ada beberapa hal yang dapat dijadikan pembelajaran, apalagi makna dari setiap kegiatan pasti ada hal yang kiranya bisa dipetik. Hidup berdampingan dengan segerombolan pemuda dimasyarakat memang sangat asik, unik dan heranya ada sedikit konyolnya, namun jauh dari itu kisah dari momentum ini bisa menjadi cerita dimasa kelak. Bagi saya ini adalah suatu takdir yang kemudian bisa dipertangungjawabkan terhadap seorang pemuda yang berperan dimasyarakat, memang pada hakikatnya seora
Postingan terbaru

Degradasi Pengetahuan Memang Begitu Menyakitkan

Tidak bisa dipungkir fase kehidupan memang tidak bisa diremehkan, bagi saya fase kehidupan kerap menentukan siapa yang kuat dia yang menang dan siapa yang menyerah dia akan menjadi pecundang, namun saat ini fase yang paling menyakitkan adalah dimana ilmu pengetahuan terasa tidak terasa tersimpan dalam otak, pengalaman yang didapatkan tak dapat teringat lagi, bacaan buku sulit membenak dalam pikiran dan rintangan kehidupan masa lalu tak dapat di maknai lagi sebagai best teacher. Menginjak diusia dewasa bukanlah persoalan yang gampang bukanlah persoalan yang spele untuk dihadapi ya sebenarnya banyak cara untuk menghadapinya namun kalau kita tidak pandai pandai dalam menempatkan posisi, ya wajar saja hidupmu akan merasa kacau merasa kurang bermakna merasa hidup ngak berguna lagi apalagi kalau sirkel pertemananmu orangnya kritis dan berwawasan ya mungkin akan tersisihkan sii. Masalah memang selalu datang satu persatu tanpa permisi, permasalahan datang sebenarnya bukan untuk men

IBU

Ketiak orang lain berusaha untuk memajang foto ibunya di media sosial. Aku mencari jalan lain untuk menulis. Teringat kata IBU. Dalam benak pikiranku saat ini. Dia seorang kesatria, yang tanpa perisai dan pakaian seorang kesatria semestinya. Dan bukan pula seorang R.A Kartini, yang pandai dalam berkata kata dan juga bukan pula pandai dalam memperjuangkan emansipasi wanita. Tak bisa dihiraukan engkau selalu mengajarkan tentang arti kesederhanaan. Engkau juga mengajarkan tentang kebahagiaan, bahwa ada kebahagiaan yang tak dapat dibeli dengan harta dan tahta. Perjuangan dan kegigihanya tak perlu hiraukan lagi, disetiap malamnya menegadahkan tangan kepada allah swt untuk mendoakan masa depanku. Perjuanganmu.... Yang tak kenal lelah dalam mencari nafkah. Yang tak kenal  lelah dalam mengingatkanku. Yang tak kenal putus asa dalam menghadapi cobaan. Bahkan nyawa pun berani menjadi taruhanya demi sang anak tercinta . Untuk ibu, maff dengan anakmu yang selalu engkau tuntut-tuntut men

Terorisme tak harus melulu soal agama yang dianutnya

Teringat peristiwa terorisme yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar sungguh sangat naif bila masih saja publik melakukan tudingan bahwa agama yang dianutnya selalu mengajarkan upaya tsb. Aksi kekerasan yang terjadi selama ini mayoritas dilakukan oleh kelompok orang yang meng atas namakan agama dengan menyalah artikan sejumlah pengertian kebaikan untuk dijadikan dalil melakukan tindakan kekerasan atas nama jihad. Semua aksi kekerasan yang atas nama agama sangat tidak dibenarkan, baik menurut hukum agama dan negara. Apakah agama yang dianut terorisme selalu mengajarkan kekerasan ? Mungkin saya rasa tidak,  karna pada dasarnya kita tahu bahwa agama mana yang mengajarkan kekerasan terlebih lagi soal membunuh dan bunuh diri ? Suatu tingkah yang konyol tindakan yang datang ke rumah ibadah lalu meledakkan diri dengan bom, apakah dengan upaya seperti itu surga menanti jiwa mereka di akhirat ? apakah iya bidadari akan menunggu kehadiranya ? sungguh tindakan semacam ini yang

Kader Karang Taruna Masih Baperan ?

Menjadi seorang pemuda atau generasi penerus bangsa tentu tidak lain mampu mengatasi persoalan-persoalan yang ada dilingkungannya baik masyarakat maupun negara, hal ini tentu menjadi suatu gambaran bahwa hari ini generasi milenial masih ada keberadaanya, secara tidak langsung pemuda atau pemudi memang keberadaanya masih diakui namun disisi lain seyogyanya tanpa mengabaikan gerakan-gerakan atau karya yang dilakukanya, namun persoalan itu tidak melulu tentang lingkungan dan negara melainkan tentang kepribadian diri kita, mulai dimarahi, dibenci, dicueki dll. Ada saja seorang pemuda maupun pemudi masih merasakan sakit hati ketika diingatkan ? Kenapa engkau masih merasakan hal seperti itu ? Apa sih manfaatnya ? Guna gak bagi kepribadianmu ? Kalau memang tidak kenapa masih baperan ketika. Ya memang si walapun apa yang dikatakan sebenarnya terlalu sensitif, namun kita juga harus menyadari bahwa semua itu demi kebaikan kita, toh ya alhamdulilah masih saja ada orang yang mau memper